Dicuplik dari Rubrik Internasional di Harian KOMPAS, Jumat, 18 Juli 2008 halaman 11
MADRID, KAMIS, KOMPAS – Raja Abdullah dari Arab Saudi menyerukan kepada umat beragama agar menjauhi ekstremisme dan mengadakan rekonsiliasi. Raja Abdullah juga menyerukan dialog konstruktif untuk membuka halaman baru rekonsiliasi setelah begitu banyaknya perselisihan.
Pertemuan di Madrid pada 16-18 Juli yang disponsori Arab Saudi dimaksudkan untuk mendekatkan umat Muslim, Kristen, dan Yahudi serta mengisolasi orang-orang yang memanfaatkan agama untuk membenarkan kekerasan dan intoleransi. Madrid dipilih karena kota ini menjadi rumah bagi berkembangnya ketiga agama besar itu dalam harmoni selama berabad-abad.
Raja Abdullah mengatakan, upaya sebelumnya untuk menggelar dialog antaragama gagal karena hanya terfokus pada perbedaan agama. “Jika ingin berhasil dalam pertemuan historis ini, kita harus menekankan persamaan yang kita miliki, yaitu kepercayaan dan iman kepada Tuhan,” ujarnya, seperti dikutip Reuters, Kamis (17/7).
Selain umat ketiga agama, Raja Abdullah juga mengundang perwakilan umat Buddha, Hindu, dan Sikh. Peserta antara lain adalah mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dan pendeta asal AS, Jesse Jackson.
Setelah upacara pembukaan, Rabu, dialog dilanjutkan dengan pertemuan tertutup. Sebuah komunike akhir akan dikeluarkan hari Jumat ini.
“Jika pertemuan ini bergerak maju dan ada pertemuan dengan perwakilan resmi Israel di Arab Saudi, ini akan menjadi permulaan bagus dalam sebuah proses historis. Jika tidak, ini hanya satu lagi kesempatan foto bersama,” kata Rabi David Rosen dari Komite Yahudi Amerika.
Presiden Kongres Yahudi Sedunia Ronald Lauder menyebut pertemuan itu signifikan. Kardinal Jean-Louis Tauran dari Vatikan menggambarkan dialog antaragama itu sebagai langkah yang penuh semangat.
“Ini adalah tugas pemimpin agama untuk bekerja bersama memperbaiki penghormatan nilai-nilai etis dan menghindari benturan peradaban,” kata Lauder.
Isu yang dibicarakan dalam pertemuan mencakup etika, keluarga, dan lingkungan.
(AFP/REUTERS/FRO)
Pertemuan di Madrid pada 16-18 Juli yang disponsori Arab Saudi dimaksudkan untuk mendekatkan umat Muslim, Kristen, dan Yahudi serta mengisolasi orang-orang yang memanfaatkan agama untuk membenarkan kekerasan dan intoleransi. Madrid dipilih karena kota ini menjadi rumah bagi berkembangnya ketiga agama besar itu dalam harmoni selama berabad-abad.
Raja Abdullah mengatakan, upaya sebelumnya untuk menggelar dialog antaragama gagal karena hanya terfokus pada perbedaan agama. “Jika ingin berhasil dalam pertemuan historis ini, kita harus menekankan persamaan yang kita miliki, yaitu kepercayaan dan iman kepada Tuhan,” ujarnya, seperti dikutip Reuters, Kamis (17/7).
Selain umat ketiga agama, Raja Abdullah juga mengundang perwakilan umat Buddha, Hindu, dan Sikh. Peserta antara lain adalah mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dan pendeta asal AS, Jesse Jackson.
Setelah upacara pembukaan, Rabu, dialog dilanjutkan dengan pertemuan tertutup. Sebuah komunike akhir akan dikeluarkan hari Jumat ini.
“Jika pertemuan ini bergerak maju dan ada pertemuan dengan perwakilan resmi Israel di Arab Saudi, ini akan menjadi permulaan bagus dalam sebuah proses historis. Jika tidak, ini hanya satu lagi kesempatan foto bersama,” kata Rabi David Rosen dari Komite Yahudi Amerika.
Presiden Kongres Yahudi Sedunia Ronald Lauder menyebut pertemuan itu signifikan. Kardinal Jean-Louis Tauran dari Vatikan menggambarkan dialog antaragama itu sebagai langkah yang penuh semangat.
“Ini adalah tugas pemimpin agama untuk bekerja bersama memperbaiki penghormatan nilai-nilai etis dan menghindari benturan peradaban,” kata Lauder.
Isu yang dibicarakan dalam pertemuan mencakup etika, keluarga, dan lingkungan.
(AFP/REUTERS/FRO)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar